Wae rebo adalah desa dengan pemandangan gunung yang sangat indah dan terisolasi dari dunia luar. Disana pengunjung dapat merasakan dan menjalani kehidupan masyarakat desa wae rebo,,..
Wae Rebo adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Lokasi desa Wae Rebo sangatlah terpencil dan terisolasi karena terletak di balik hutan. Anda harus menembus hutan sepanjang 9 km untuk bisa mencapai desa terdekat dengan Wae Rebo.
Untuk mencapai Desa Wae Rebo ada beberapa alternatif rute perjalanan. Pertama kalian bisa menempuh perjalanan dari Labuan Bajo menuju Ruteng, dan sesampainya di Ruteng kalian bisa melanjutkan perjalanan menggunakan ojek sampai ke Dintor. Dintor merupakan desa terakhir yang bisa diakses dengan kendaraan sebelum sampai di Wae Rebo. Perjalanan dengan ojek ini bisa memakan waktu sampai dengan 2 jam. Tarif ojek ini pun bukan seperti tarif ojek pada umumnya, yaitu sekitar 150.000 Rupiah. Harga yang Anda bayar ini setimpal dengan perjalan yang harus ditempuh, melewati bukit terjal, menyusuri hutan, dan juga tepian pantai.
Pilihan kedua, dengan menggunakan truk (oto kayu) dari Ruteng. Dari Terminal Bus Mena, truk ini akan membawa Anda melintasi Desa Cancar, Pela, Todo, dan Dintor sebelum Anda akhirnya mencapai Desa Denge. Oto kayu biasanya berangkat dari terminal di sore hari. Perjalanan memakan waktu sekitar 3 sampai 3,5 jam.
Cara ketiga adalah dengan menggunakan perahu. Rute yang harus Anda tempuh melalui Labuan Bajo menuju selatan ke arah desa pesisir Nangalili. Biaya yang dibutuhkan untuk menyewa perahu sekitar 400.000 Rupiah. Karena tidak ada jadwal perahu biasa, sangat dianjurkan untuk charter kapal di muka. Perahu untuk perjalanan akan memakan waktu sekitar dua jam dan membawa Anda menyeberang ke Pulau Mules. Setelah tiba di Dintor, melanjutkan perjalanan ke Denge dengan ojek. Tarif ojek sekitar 10.000 Rupiah dengan waktu tempuh selama 20 menit.
Cara ke Wae Rebo yang keempat adalah dengan hiking. Hiking atau mendaki ini dapat Anda tempuh dengan mengambil jalan antara homestay lokal dan SDK desa (SD). Selama perjalanan, Anda akan melalui tiga tempat istirahat, yaitu Sungai Wae Lomba yang kurang dari satu jam perjalanan dari Denge. Kemudian setelah trekking selama satu jam, Anda akan menemukan tempat peristirahatan kedua, yaitu Pocoroko.
Desa Wae rebo memiliki rumah adat yang unik yang disebut mbaru niang yang berbentuk kerucut dengan diameter sekitar 11 hingga 15 meter yang dapat diisi hingga enam buah keluarga. Dengan dapur dan tungku yang bisa digunakan untuk menghangatkan diri yang terletak tengah-tengah rumah.
Wae Rebo adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Lokasi desa Wae Rebo sangatlah terpencil dan terisolasi karena terletak di balik hutan. Anda harus menembus hutan sepanjang 9 km untuk bisa mencapai desa terdekat dengan Wae Rebo.
Untuk mencapai Desa Wae Rebo ada beberapa alternatif rute perjalanan. Pertama kalian bisa menempuh perjalanan dari Labuan Bajo menuju Ruteng, dan sesampainya di Ruteng kalian bisa melanjutkan perjalanan menggunakan ojek sampai ke Dintor. Dintor merupakan desa terakhir yang bisa diakses dengan kendaraan sebelum sampai di Wae Rebo. Perjalanan dengan ojek ini bisa memakan waktu sampai dengan 2 jam. Tarif ojek ini pun bukan seperti tarif ojek pada umumnya, yaitu sekitar 150.000 Rupiah. Harga yang Anda bayar ini setimpal dengan perjalan yang harus ditempuh, melewati bukit terjal, menyusuri hutan, dan juga tepian pantai.
Pilihan kedua, dengan menggunakan truk (oto kayu) dari Ruteng. Dari Terminal Bus Mena, truk ini akan membawa Anda melintasi Desa Cancar, Pela, Todo, dan Dintor sebelum Anda akhirnya mencapai Desa Denge. Oto kayu biasanya berangkat dari terminal di sore hari. Perjalanan memakan waktu sekitar 3 sampai 3,5 jam.
Cara ketiga adalah dengan menggunakan perahu. Rute yang harus Anda tempuh melalui Labuan Bajo menuju selatan ke arah desa pesisir Nangalili. Biaya yang dibutuhkan untuk menyewa perahu sekitar 400.000 Rupiah. Karena tidak ada jadwal perahu biasa, sangat dianjurkan untuk charter kapal di muka. Perahu untuk perjalanan akan memakan waktu sekitar dua jam dan membawa Anda menyeberang ke Pulau Mules. Setelah tiba di Dintor, melanjutkan perjalanan ke Denge dengan ojek. Tarif ojek sekitar 10.000 Rupiah dengan waktu tempuh selama 20 menit.
Cara ke Wae Rebo yang keempat adalah dengan hiking. Hiking atau mendaki ini dapat Anda tempuh dengan mengambil jalan antara homestay lokal dan SDK desa (SD). Selama perjalanan, Anda akan melalui tiga tempat istirahat, yaitu Sungai Wae Lomba yang kurang dari satu jam perjalanan dari Denge. Kemudian setelah trekking selama satu jam, Anda akan menemukan tempat peristirahatan kedua, yaitu Pocoroko.
Desa Wae rebo memiliki rumah adat yang unik yang disebut mbaru niang yang berbentuk kerucut dengan diameter sekitar 11 hingga 15 meter yang dapat diisi hingga enam buah keluarga. Dengan dapur dan tungku yang bisa digunakan untuk menghangatkan diri yang terletak tengah-tengah rumah.
Ketika kalian mengunjungi Wae Rebo, kalian akan tidak hanya melihat rumah adat mbaru niang, tetapi juga mendapatkan kesempatan untuk mengalami kehidupan sehari-hari masyarakat wae rebo. penduduk desa bekerja di kebun mereka dari pagi sampai subuh, sibuk dengan panen kopi dan pengolahan biji.
Dan meskipun menenun bukan kegiatan utama bagi warga desa wae rebo, kalian mungkin akan melihat beberapa wanita wae rebo yang menenun kain songket tradisional mereka.
Pengunjung akan dipersilahkan untuk menghabiskan malam di mbaru niang, dan bisa bersosialisasi dan bersantap makanan khas Wae Rebo. Dari ketujuh rumah adat ada satu rumah yang memang di khususkan bagi wisatan yang datang, kalian akan tidur di atas tikar yang terbuat dari ayaman daun pandan, dan kalian akan dapat benar benar merasakan bagaimana hidup layaknya penduduk wae rebo.
nah itulah sekilas tentang salah satu desa tradisional yang masih mempertahankan dan menjaga adat istiadat nenek moyang mereka,...
so,,.. enjoy your trip,,...